typhus Abdominalis adalah :
a.Penyakit infeksi akut usus halus (Juwono Rachmat, 1996).
b.Penyakit
infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran cerna dengan gejala
demam lebih dari satu minggu dan terdapat gangguan kesadaran. (Suriadi,
Yuliani Rita, 2001).
c.Penyakit infeksi yang disebabkan oleh
salmonella typhi atau salmonella paratyphi A, B, atau C. Penyakit ini
mempunyai tanda-tanda khas berupa perjalanan yang cepat yang berlangsung
lebih kurang 3 minggu disertai dengan demam, toksemia, gejala-gejala
perut, pembesaran limpa dan erupsi kulit (Soedarto, 1996).
2.Etiologi
Salmonella typhosa, basil gram negatif yang bergerak dengan rambut getar dan tidak berspora (Suriadi, Yuliani Rita, 2001).
3.Anatomi fisiologi saluran cerna
a.Anatomi
Saluran gastrointestinal adalah jalur (panjang totalnya
23 sampai 26 kaki) yang berjalan dari mulut melalui esofagus, lambung
dan usus sampai anus.
1)Mulut
Mulut merupakan bagian pertama dari
saluran pencernaan. Dinding dari cavum oris mempunyai struktur yang
melayani fungsi mastikasi, salivasi, menelan, kecap dan bercakap. Mulut
dibatasi pada kedua sisi pipi yang dibentuk oleh muskulis businatorius,
atapnya adalah palatum yang memisahkannya dari hidung dan bagian atas
dari faring, lidah membentuk bagian terbesar dari dasar mulut.
Terdapat
tiga pasang glandula salivarius (parotid, mandibular dan sublingual).
Glandula salivarius mensekresikan saliva via duktus ke dalam mulut.
Glandulla diinervasi baik oleh saraf parasimpatis dan simpatis (Rosa M.
Sacharin, 1993).
Dalam rongga mulut terdapat :
a)Lidah
Lidah menempati kavum oris dan melekat secara langsung pada epiglotis dalam laring.
b)Gigi
Manusia
dilengkapi dengan dua set gigi yang tampak pada masa kehidupan yang
berbeda-beda. Set pertama adalah gigi primer atau susu yang bersifat
sementara dan tumbuh melalui gusi selama satu tahun pertama dan kedua.
Set kedua atau set permanen menggantikan gigi primer dan ini mulai
tumbuh pada sekitar umur 6 tahun. Terdapat 20 gigi susu dan 32 gigi
permanen (Rosa M. Sacharin, 1993).
2)Esofagus
Terletak di
mediastinum rongga torakal, anterior terhadap tulang punggung dan
posterior terhadap trakea dan jantung. Selang yang dapat mengempis ini,
panjangnya kira-kira 25 cm (10 inci), menjadi distensi bila makanan
melewatinya (Smeltzer Suzanne C, 2001).
3)Lambung
Lambung ditempatkan di bagian atas abdomen sebelah kiri dari garis tengah tubuh, tepat di bawah diafragma kiri.
Lambung
dapat dibagi dalam empat bagian anatomis : kardia (jalan masuk),
fundus, korpus dan pilorus (outler). Otot halus sirkuler di dinding
pilorus membentuk sfingter piloris dan mengontrol lubang diantara
lambung dan usus halus (Smeltzer Suzanne C, 2001).
Kapasitas lambung
adalah antara 30 dan 35 ml saat lahir dan meningkat sampai sekitar 75 ml
pada kehidupan minggu kedua. Pada akhir bulan pertama ini sekitar 10
ml, sementara kapasitas lambung rata-rata orang dewasa adalah 1000 ml
(Rosa M. Sacharin, 1993).
4)Usus halus
Adalah segmen paling
panjang dari saluran gastrointestinal, yang jumlah panjangnya kira-kira
dua pertiga dari panjang total saluran. Bagian ini membalik dan melipat
diri yang memungkinkan kira-kira 7000 cm area permukaan untuk sekresi
dan absorbsi.
Usus halus dibagi 3 bagian anatomik : bagian atas
disebut duodenum, bagian tengah disebut yeyunum dan bagian bawah disebut
ileum. Pertemuan antara usus halus dan usus besar terletak di bagian
bawah kanan duodenum ini disebut sekum
Pada pertemuan ini yaitu katup
ileosekal, yang berfungsi untuk mengontrol pasase isi usus ke dalam
usus besar dan mencegah refluks bakteri ke dalam usus halus. Pada tempat
ini terdapat apendiks veriformis.
Terdiri dari segmen asenden pada
sisi kanan abdomen, segmen transversum yang memanjang dari abdomen atas
kanan ke kiri, dan segmen desenden pada sisi kiri abdomen. Bagian ujung
dari usus besar terdiri dari dua bagian kolon sigmoid dan rektum. Rektum
berlanjut pada anus. Jalan keluar anal di atur oleh jaringan otot lurik
yang membentuk baik sfingter internal dan eksternal.
b.Fisiologi
Proses pencernaan mulai dengan aktivitas mengunyah,
dimana makanan dipecah ke dalam partikel kecil yang dapat ditelan dan
dicampur dengan enzim pencernaan. Saliva adalah sekresi pertama yang
kontak dengan makanan.
Menelan mulai sebagai aktifitas volunter yang
di atur oleh pusat menelan di medulla oblongata dari sistem saraf pusat.
Saat makanan ditelan, epiglotis bergerak menutup lubang trakea dan
karenanya mencegah aspirasi makanan ke dalam paru-paru. Menelan,
mengakibatkan bolus makanan berjalan ke dalam esofagus atas, yang
berakhir sebagai aktivitas refleks, otot halus di dinding esofagus
berkontraksi dalam urutan irama dari esofagus ke arah lambung untuk
mendorong bolus makanan sepanjang saluran. Selama proses peristaltik
esofagus ini, sfingter esofagus bawah rileks dan memungkinkan bolus
makanan masuk lambung. Akhirnya, sfingter esofagus menutup dengan rapat
untuk mencegah refluks isi lambung ke dalam esofagus.
Lambung
mensekresi cairan yang sangat asam dalam berespon atau sebagai
antisipasi terhadap pencernaan makanan. Cairan ini yang dapat mempunyai
pH serendah 1, memperoleh keasamannya dari asam hidroklorida yang
disekresikan oleh kelenjar lambung. Fungsi sekresi asam ini dua kali
lipat :
1)Untuk memecah makanan menjadi komponen yang lebih dapat diabsorbsi.
2)Untuk membantu destruksi kebanyakan bakteri pencernaan.
Lambung
dapat menghasilkan sekresi kira-kira 2, 4 L/hari. Sekresi lambung juga
mengandung enzim pepsin yang penting untuk memulai pencernaan protein.
Faktor instrinsik juga disekresi oleh mukosa gaster. Kontraksi
peristaltik di dalam lambung mendorong isi lambungnya ke arah pilorus.
Karena partikel makanan besar tidak dapat melewati sfingter pilorus,
partikel ini diaduk kembali ke korpus lambung. Makanan tetap berada di
lambung selama waktu yang bervariasi, dari setengah jam sampai beberapa
jam tergantung pada ukuran partikel makanan, komposisi makanan dan
faktor lain. Peristaltik di dalam lambung dan kontraksi sfingter pilorus
memungkinkan makanan dicerna sebagian untuk masuk ke usus halus
(Smeltzer Suzanne C, 2001).
Proses pencernaan berlanjut ke duodenum,
sekresi di dalam duodenum datang dari pankreas, hepar dan kelenjar di
dinding usus itu sendiri. Karakteristik utama dari sekresi ini adalah
kandungan enzim pencernaan yang tinggi. Sekresi pankreas mempunyai pH
alkalin karena konsentrasi bikarbonatnya yang tinggi. Ini menetralisir
asam yang memasuki duodenum dari lambung. Pankreas juga mensekresi enzim
pencernaan, termasuk tripsin, yang membantu dalam pencernaan protein,
amilase yang membantu dalam pencernaan zat pati dan lipase yang membantu
dalam pencernaan lemak. Empedu (disekresi oleh hepar dan disimpan di
dalam kandung empedu) membantu mengemulsi lemak yang dicerna.
Sekresi
kelenjar usus terdiri daru mukus, yang menyelimuti sel-sel dan
melindungi mukosa dari serangan oleh asam hidroklorida, hormon,
elektrolit dan enzim. Hormon, neuroregulator dan regulator lokal
ditemukan di dalam sekresi usus, berfungsi mengontrol laju sekresi usus
dan mempengaruhi motilitas gastrointestinal.
Sekresi usus total
kira-kira getah pankreas 1 L/hari, empedu 0.5 L/hari dan kelenjar usus
halus 3 L/hari. Ada 2 tipe kontraksi yang terjadi secara teratur di usus
halus :
1)Kontraksi segmental yang menghasilkan campuran gelombang
yang menggerakkan isi usus ke belakang dan ke depan dalam gerakan
mengaduk.
2)Peristaltik usus mendorong isi usus halus tersebut ke arah kolon.
Karbohidrat
dipecahkan menjadi disakarida dan monosakarida. Protein dipecahkan
menjadi asam amino dan peptida. Lemak dicerna diemulsifikasi menjadi
monogliserida dan asam lemak.
Dalam 4 jam setelah makan, materi sisa
residu melewati ileum terminalis dan dengan perlahan melewati bagian
proksimal kolon melalui katup ileusekal. Populasi bakteri adalah
komponen utama dari isi usus besar. Bakteri membantu menyelesaikan
pemecahan materi sisa dan garam empedu.
Aktivitas peristaltik yang
lemah menggerakkan isi kolonik dengan perlahan sepanjang saluran.
Transport lambat ini memungkinkan reabsorbsi efisien terhadap air dan
elektrolit. Materi sisa dari makanan akhirnya mencapai dan mengembangkan
anus, biasanya dalam kira-kira 12 jam sebanyak seperempat dari materi
sisa makanan mungkin tetap berada direktum 3 hari setelah makanan
dicerna.
Distensi rektum secara relatif menimbulkan kontraksi
otot-ototnya dan merilekskan sfinger anal internal yang biasanya
tertutup. Sfingter internal dikontrol oleh sistem saraf otonom,
sfringter eksternal di bawah kontrol sadar dari kortektes serebral.
Rata-rata
frekuensi defekasi pada manusia adalah sekali sehari, tetapi frekuensi
bervariasi diantara individu, faeces terdiri dari bahan makanan yang
tidak tercerna, materi anorganik, air dan bakteri, Bahan kekal kira-kira
75 % materi cair dan 25 materi padat (Smeltzer Suzanne C, 2001).
4.Patofisiologi
a.Kuman masuk melalui mulut, sebagian kuman akan dimusnahkan dalam
lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus (terutama di ileum bagian
distal), ke jaringan limfoid dan berkembang biak menyerang vili usus
halus kemudian kuman masuk ke peredarahan darah (bakterimia primer), dan
mencapai sel-sel retikula endotelial, hati, limpa dan organ-organ
lainnnya.
b.Proses ini terjadi dalam masa tunas dan akan berakhir
saat sel-sel retikula endotelial melepaskan kuman ke dalam peredaran
darah dan menimbulkan bakterimia untuk kedua kalinya. Selanjutnya kuman
masuk ke beberapa jaringan organ tubuh, terutama limpa, usus dan kandung
empedu.
c.Pada minggu pertama sakit, terjadi hyperplasia plaks
player. Ini terjadi pada kelenjar limfoid usus halus. Minggu kedua
terjadi nekrosis dan pada minggu ketiga terjadi ulserasi plaks peyer.
Pada minggu keempat terjadi penyembuhan ulkus yang dapat menimbulkan
sikatrik. Ulkus dapat menyebabkan perdarahan, bahkan sampai perforasi
usus. Selain itu hepar, kelenjar-kelenjar mesentrial dan limpa membesar.
d.Gejala
demam disebabkan oleh endotoksin sedangkan gejala pada saluran
pencernaan disebabkan oleh kelainan pada usus halus (Suriadi, Yuliani
Rita, 2001).
Bagan/skema patofisiologi
5.Gambaran klinik
Gambaran klinik demam tifoid pada anak biasanya lebih ringan daripada
orang dewasa. Masa tunas : 10 – 20 hari, yang tersingkat 4 hari jika
infeksi terjadi melalui makanan, sedangkan jika melalui minuman yang
terlama 30 hari. Selama masa inkubasi mungkin ditemukan gejala
prodromal, yaitu perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing
dan tidak bersemangat, nafsu makan kurang. Menyusul gambaran klinik yang
biasa ditemukan ialah :
a.Demam
Pada kasus yang khas demam
berlangsung 3 minggu, bersifat febris remitten dan suhu tidak tinggi
sekali. Selama minggu pertama, suhu tubuh berangsur-angsur naik setiap
hari, biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan
malam hari. Dalam minggu kedua pasien terus berada dalam keadaan demam,
pada minggu ketiga suhu berangsur turun dan normal kembali pada akhir
minggu ketiga.
b.Gangguan pada saluran pencernaan
Pada mulut
terdapat nafas berbau tidak sedap, bibir kering dan pecah-pecah
(ragaden). Lidah tertutup selaput putih kotor (coated tongue), ujung dan
tepinya kemerahan, jarang disertai tremor. Pada abdomen dapat ditemukan
keadaan perut kembung (meteorismus). Hati dan limpa membesar disertai
nyeri pada perabaan. Biasanya sering terjadi konstipasi tetapi juga
dapat diare atau normal.
c.Gangguan kesadaran
Umumnya kesadaran
pasien menurun walaupun tidak berapa dalam, yaitu apatis sampai
somnolen. Di samping itu gejala tersebut mungkin terdapat gejala lain
yaitu pada punggung dan anggota gerak dapat ditemukan roseola, yaitu
bintik kemerahan karena emboli basil dalam kapiler kulit, yang daapt
ditemukan pada minggu pertama demam. Kadang ditemukan bradikardia dan
epistaksis pada anak besar (Ngastiyah ,1997).
typhus abdominal
Diposting oleh siti rofiatin di 05.57
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar